Pages

Sunday, October 13, 2013

Resensi #10 Diorama Sepasang Albanna








Judul : Diorama Sepasang Albanna
Penulis : Ari Nur
Penerbit : PT. Mizan Pustaka
Cetakan : Kedua, Mei 2008
Tebal : 216 halaman

Tugas seorang arsitek itu membangun kehidupan bukan merusak.
-Rani-

**
Maharani, seorang lulusan Arsitek yang mengadu nasibnya di Biro arsitek Kan Petra. Setelah sebelumnya memilih hengkang dari kantor lamanya karena masalah idealisme. Rani beranggapan bahwa seorang arsitek seharusnya membangun kehidupan bukan merusak. Dia memiliki impian kelak bisa mendirikan biro arsitek sendiri.

Sementara. Ryan adalah eksekutif muda yang perfeksionis, kaya, dan menjadi idola para wanita.
Di Kan Petra keduanya ‘kebetulan’ bertemu. Rani yang memulai karirnya sebagai drafter bersama tim 9 harus rela ‘disiksa’ oleh bosnya, yaitu Ryan. Diam-diam Ryan jatuh hati pada Rani. Keduanya memiliki latar belakang yang jauh berbeda satu sama lain, kecuali dalam urusan dakwah, mereka memiliki pemahaman yang sama.

Dan novel ini menceritakan tentang perjalanan bagaimana keduanya saling menemukan dan gesekannya dengan dunia arsitektur.

**
Saya membaca novel ini saat kelas 2 SMA, sukses terpengaruh kakak kelas saya yang cukup heboh menceritakan dua tokoh sentral di dalam novel. Rani dan Ryan.
Ketika berbicara Rani, maka kita akan mudah menemukannya dalam kehidupan sehari-hari. Tipikal perempuan biasa. Idealisme dan keinginan untuk belajar itulah yang membuat Rani nampak berbeda.

Sementara Ryan, hmm saya tidak menyebutnya sebagai sosok yang sempurna. Meskipun secara fisik dan materi Ryan ini nyaris sempurna. Agak nggak masuk akal sih sebenarnya.haha betapa beruntungnya Ryan bisa hidup dengan seorang kakek yang kaya raya. Dan lebih beruntung lagi, karena Ryan ternyata pernah bersinggungan dengan dunia dakwah saat kuliah. Nilai dakwah inilah yang secara tidak langsung melindungi Ryan dari kehidupan glamor di sekitar dia. Tipikal eksekutif muda.

Novel ini mengusung tema yang tidak biasa, bahkan dunia asing yang tidak saya ketahui banyak, tentang arsitektur dan seluk beluknya. Saya yang awalnya cenderung awam dengan dunia ini menjadi sedikit terbuka wawasannya. Dunia arsitektur yang tidak sesederhana yang saya kira, tentang konsep perumahan islam, tentang filosofi bangunan, bahkan tentang konsep rapido yang diibaratkan sebagai senjata Arsitektur demi ‘kehidupan’ yang lebih baik.

Albanna sendiri menggambarkan tentang profesi mereka sebagai pembangun kehidupan, atau bisa juga dikaitkan dengan Hasan Albanna, tokoh favorit mereka berdua. meskipun saya masih nggak ngeh sih. hhuhuhu lolaa. Karena di buku memang tidak dijelaskan secara gamblang, hanya peran dakwah itu yang menurut saya jadi benang merahnya.heuheue

Selain itu, penulis juga menggabungkan tema arsitektur ini sedemikian romantisnya. Rata-rata pembaca yang pernah membaca novel ini pasti pengen nikah saat itu juga.haha minimal  mendambakan pernikahan yang ideal itu seperti apa. haha interaksi kagok antara Rani dan Ryan, beberapa penyesuaian di antara latar belakang keduanya yang berbeda cukup bikin senyam senyum sendiri.

Kejanggalan versi saya dengan cerita di novel ini ialah kisah kehidupan Ryan yang saya ceritakan di atas. Dan ‘kode’ yang mempertemukan Ryan dan Rani untuk yang pertama kalinya itu terasa FTV banget.haha

Dilihat dari segi ekonomi Ryan dan Rani, ini seperti kisah Cinderella di masa modern. Bedanya kisah ini bercampur dengan idealisme dakwah yang tidak sekedar menjadi tempelan belaka. Dan kisah setelah mereka menikah pun dituturkan secara apik.

Kebetulannya juga, saya membaca buku proses kreatif lahirnya buku ini. Tentang kehambaran yang dirasakan penulis terhadap dunia arsitektur di masa kuliahnya. Kondisi itulah yang membuat penulis meninggalkan jejak tentang dunia arsitektur, ketika mungkin nanti dirinya akan meninggalkan dunia itu. Menarik, karena justru saya menemukan cerita ini yang begitu hidup. Dan senangnya saya juga bisa mendapatkan ilmu baru.

Sikap tersebut sangat menginspirasi saya untuk melakukan hal yang serupa tentang dunia Fisika. hohoho

Anyway, saya suka sekali dengan judulnya. Bikin saya mikir waktu pertama kali membaca, hmm 'diorama' itu apa ya? haha




2 comments:

  1. asli penasaran....sekarang masih ada yang jual gak?
    kalu gak salah diorama itu pemandangan dalam ukuran kecil gitukan ya??

    ReplyDelete
    Replies
    1. kurang tau mbak, dulu nemu di Gramedia secara nggak sengaja.heuheu.. coba liat di buku tobuk online. Yup maksudnya Diorama itu.hehehe dulu pas awal baca aku nggak tau artnya apa.haha

      Delete


Jangan sungkan-sungkan meninggalkan tapak tilas.hehe

Popular Posts