Pages

Thursday, October 3, 2013

Resensi #2 : Trave (love) ing, hati patah kaki melangkah

Judul Buku  : Trave (love) ing, hati patah kaki melangkah
Penulis       : Roy Saputra, Mia Haryono, Grahita Pramita, Dendi Riandi
Penerbit     : Gradien Mediatama
Jumlah hal  : 256 Halaman


Patah hati dan move on merupakan bagian dari perjalanan hidup. Memang tidak serta merta bisa melupakan, tapi dengan melangkahkan kaki ketika patah hati, pelan-pelan akan mengajari seseorang untuk terbiasa menjalani hidup tanpa lagi melibatkan kenangan masa lalu.

Seperti yang dilakukan oleh keempat sahabat yang dipertemukan di lini masa Twitter berkat permainan Rhyme. Dendi, Roy, Mia, dan Grahita memutuskan untuk melangkahkan kaki di empat tempat yang berbeda dengan alasan yang sama. Patah hati.  

Iya, buku ini menceritakan tentang keempat manusia yang patah hati dan berusaha untuk move on.

Dendi yang rela melintasi 3 negara sekaligus dalam waktu yang singkat demi mengejar sepotong hati yang baru. Roy yang masih terjebak dalam kenangan masa lalu ketika menyaksikan pertandingan liverpool di Kuala Lumpur. Mia yang melempar koper hatinya dari ketinggian Burj Khalifa. Atau Grahita yang masih berupaya mengikis kenangannya tentang Mr.Kopi selama liburannya di Bali.

**

Buku dengan tema perpaduan yang unik buat saya, tentang patah hati dan perjalanan. Pembaca tidak hanya disuguhkan  petualangan menarik ke empat tokoh, tapi juga betapa nyessnya usaha mereka untuk bisa lepas dan melepaskan dari kenangan masa lalu yang 'masih' senantiasa membayangi.

Saya katakan unik karena buku ini adalah perpaduan dari novel, memoar, dan life travel. Cerita di dalamnya setahu saya tidak sepenuhnya fiksi, juga tidak sepenuhnya nyata. Based on true story dari masing-masing penulis yang memang berjumlah 4 orang dengan nama yang sama.

Saya pun menikmati 'suguhan' nano-nano sepanjang membaca novel ini. Ketika Dendi bercerita misalnya, saya agak heran dengan betapa mudahnya Dendi menemukan cinta yang baru padahal sebelumnya dia sangat galau. Ah, tipikal cowok pada umumnya barangkali, tidak terlalu terjebak dengan kenangan seperti cewek. haha..Tapi berkat cerita Dendi juga saya jadi tahu kalau di patung Merlion yang  kena kutukan muntah air di Singapura itu ada puisinya. haha lengkap dengan arti mendalam dari puisi itu. 

Lain lagi dengan penuturan Roy, kesannya lebih humoris dan santai, saya lebih merasakan aroma petualangan  ketimbang suasana hati Roy yang tengah dalam kondisi patah. Haha lagi-lagi mungkin karena cowok. Tetap slow dengan sepatah apapun kondisi hati. Uhuk.

Berbeda dengan kedua cewek yang kisahnya nyess banget buat saya pribadi. Grahita dan Mia.  

Mia yang terperangkap dalam jaring maut 'friendzone', terpaksa harus merusak persahabatannya dengan seseorang yang sangat dia sayang. Sementara Grahita harus menerima kenyataan bahwa perbedaan agama adalah alasan utama untuk melepaskan seseorang yang dia panggil Mr.Kopi.

Aaaakk agak-agak gimana gitu ketika membaca kisah Mia dan Grahita yang cewek banget. yang kalau patah hati pasti kaum cewek susah banget move on nya. Yang rasanya, haduhh berasa saya sendiri yang curhat. hahaha *eh? stop Ana! jangan curcol.

Sayangnya cara mereka bercerita tidak runut, lompat-lompat tidak pasti antara bagiannya Roy, Dendi, Mia, dan Grahita, Mungkin bagi beberapa orang alur ini menyenangkan tapi tidak dengan saya yang justru jadi kehilangan fokus membaca. 

Dan untuk bagian Roy dan Dendi kisah patah hati mereka tidak terlalu diceritakan. Berbeda dengan Grahita dan Mia yang emosi patah hatinya langsung makjleb gitu. Well, jadinya semacam ada bagian yang masih kosong dalam cerita dan mengundang tanya. Terutama di bagian Dendi tentang Riani, itu jadi nggak sih akhirnya? 

Terakhir yang agak ngeganjel itu adalah waktu mereka melakukan perjalanan. Disebutkan bahwa Dendi bertemu dengan Grahita di Bandara sepulang dari Bangkok, sementara Grahita baru mau berangkat ke Bali. Dan ketika Grahita udah sampai di Bali, Mia baru akan berangkat ke Dubai. Dan di tengah perjalanan Mia ke Dubai, Roy berangkat juga ke Kuala Lumpur lewat Singapura. Nah, di Singapura ini Roy malah ketemu Dendi. (?) 

Iya, njelimet kan? meskipun sebenarnya tidak terlalu ngaruh, tapi tetap ngenganjel. Kannn..

Banyak hal yang ngegantung inilah yang membuat saya memfollow mereka di Twitter. hahaha masih agak penasaran.. 

**

Mungkin gue emang bodoh, tapi siapa sih yang pintar kalau sudah urusan cinta? (hal 47)-Grahita-

.. Tapi lo tetap lelaki yang terklik sama gue sejauh ini.. kita bisa ngebahas apa aja, dari yang absurd sampe yang absurd banget :D (hal 221) -Grahita-

Friend before lover. Stranger after lover. its common thing, right? (hal 63) -Mia-

When i travel and get lose, i don't need any compass
You were the one i love the most, and now you are just my past (hal 159)
-Rhyme Mia-

Beberapa kalimat di atas yang menurut saya makjleb banget. haha








2 comments:

  1. bukan genre favorit saya, tapi sukaaaa quotes yang dikutip ituh.....

    ReplyDelete
  2. always buku2 gagas banyak quotes manisnya :D tapi suka juga sih, apalagi tema traveling yang diangkat hehe

    ReplyDelete


Jangan sungkan-sungkan meninggalkan tapak tilas.hehe

Popular Posts